Sejarah Benteng Belanda (Oranje Nassau)
Benteng Belanda (Oranje Nassau)
berada di Desa Benteng terletak sekitar 50 km sebelah utara Martapura tepatnya
di Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Benteng pertahanan yang dibuat dengan
betonan dan batu yang kokoh di dalamnya terdapat lorong bawah tanah yang di
percaya tembus ke bagian ujung yang bermuara di dekat Sungai Pengaron yang
terletak di Desa Pengaron, dengan jarak diperkirakan 3 km sampai 5 km melintasi
3 desa, Desa Benteng, Desa Maniapun, dan Desa Pengaron.
Keberadaan Benteng Belanda di
Kecamatan Pengaron ini sendiri tercatat dalam sejarah Perang Banjar, tanggal 28
April 1859, Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari dengan panglima
perangnya yaitu Demang Lehman meletus, dengan cara merebut benteng Pengaron
yang dipertahankan mati-matian oleh pihak penjajah.
Pagi-pagi buta sekitar 300 orang
laskar yang dipimpin langsung oleh Pangeran Antasari menyerang tambang batu
bara dan benteng Belanda di Pengaron. Pertempuran berlangsung hingga pukul
14.00 siang. Baik pihak Pangeran Antasari mapun pihak Belanda banyak berjatuhan
korban.
Pengaron dikepung rakyat laskar
Antasari. Beeckman komandan utama di Benteng dan tambang batubara Oranje Nassau
sangat khawatir karena persediaan makanan sudah menipis. Ia pun segera mengirim
kurir untuk membeli persediaan makanan tersebut, namun siasat Beeckman tersebut
dapat diketahui oleh Laskar Pangeran Antasari dan kurir tersebut langsung
dibunuh oleh beliau.
Ketika keadaan di luar tambang dan
luar benteng Belanda di Pengaron sudah dapat dikuasai laskar Pangeran Antasari.
Dua puluh orang bersenjata parang menyelinap ke dalam pos dan benteng tambang
batu bara Oranje Nassau Pengaron, namun sayangnya diketahui musuh, dan semuanya
gugur terbunuh.
Pangeran Antasari sebagai pimpinan
laskar perlawanan mengirim surat kepada Beeckman agar ia menyerah. Dalam
kondisi seperti itu pemerintah Belanda menganggap Pangeran Antasari adalah
orang yang berbahaya sehingga dianggap sebagai pemberontak dan pemerintah
Belanda pun menghargai kepala Pangeran Antasari itu sebesar 10.000 gulden untuk
menangkapnya hidup atau mati.
Sehingga keberadaan Benteng ini
menjadi sebuah saksi bisu yang penting dalam sejarah peperangan Kerajaan
Banjar, karena di lokasi inilah Pangeran Antasari pertama
kali melakukan serangan ke pihak Belanda yang membuat peperangan Banjar meletus
pertama kalinya.
Komentar
Posting Komentar